Mengenai Saya

Foto saya
Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
Mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya Angkatan 2009,Jurusan Teknik Sipil Konsentrasi Transportasi

Selasa, 08 Februari 2011

Acuan dan Perancah


BAB I
PENDAHULUAN

I.1.   Pengertian acuan dan perancah
            Acuan adalah cetakan yang di  bentuk untuk mendapatkan hasil cetakan yang di inginkan. Sedangkan Perancah adalah tiang-tiang atau gelagar yang di fungsikan sebagai penahan agar cetakan tidak berybah bentuk dan tidak berpindah posisi.
Acuan dan perancah adalah bagian pekerjaan konstruksi yang tidak dapat di pisahkan, karena keduanya saling memerlukan.
Pada konstruksi memiliki bagian-bagiannya sendiri baik pada acuan maupun bagian perancah. Bagian pada acuan terdiri dari papan cetakan dan pengaku cetakan, sedangkan pada bagian perancah terdiri dari tiang acuan, pengaku atau penyokong, gelagar, pasak atau baji.
            Beton yang bersifat plastis atau dapat dibentuk pada saat pengadukan dapat dibuat untuk menyesuaikan dengan bentuk yang diinginkan. Tingkst keberhasilannya dapat dicapai dari adukan beton tersebut dan ini sangat tergantung pada acuan dan perancah yang dibuat.
            Pada pekerjaan Acuan Perancah II merupakan kelanjutan dari pekerjaan Acuan dan perancah I yang di dapatkan di semester II, hanya saja bedanya jika pada Acuan dan Perancah I menggunakan alat tradisional sebagai Acuan dan Perancahnya seperti gelam, papan , sedangkan pada Acuan dan Perrancah II menggunakan alat semi system yaitu gabungan antara Acuan dan perancah tradisional dan acuan perancah Full system.
   Karena perkerjaan acuan dan perancah merupakan suatu pekerjaan yang sangat menentukan dalam mendapatkan ukuran dan bentuk struktur beton, maka jenis pekerjaan ini perlu mendapatkan perhatian yang khusus pula di samping pekerjaan lainnya.
Dalam pelaksanaannya jika pekerjaan acuan dan perancah ini tidak baik, maka akan mendatangkan kerugian-kerugian seperti :
1.      Perubahan dimensi.
Terjadinya perubahan ukurannya dari dimensi yang kita rencanakan akibatnya jika terjadi perubahan ini maka akan memperbesar dan memperkecil volumenya. Sedangkan untuk melakukan perbaikan akan membutuhkan waktu dan biaya lagi, hal ini akan menghambat pekerjaan yang lainnya. Oleh karena itu, dimensi suatu acuan dan perancah harus lah kuat dan kokoh, tidak bocor.
2.      Perubahan Geometrik
Perubahan ini mengakibatkan bentuk yang kita harapkan tidak sesuai dengan rencana ,misalnya : suatu konstruksi yang menyiku menjadi tidak siku, akibatnya akan mengadakan perbaikan lagi atau menambahkan pekerjaan finishing lagi. Selain itu, jumlah bahan yang direncanakan tidak sesuai.
3.      Penurunan mutu beton.
Seperti halnya terjadi kebocoran pada acuannya, hal ini akan mengakibatkan air yang diikuti semen tadi keluar sehingga kekuatan beton tadi berkurang
            Pada saat ini, sudah ada beton jadi atau beton siap pakai (ready mix) maka kontraktor pada umumnyabtelah menyiapkan acuan dan perancahnya untuk kemudian dituangkan beton yang telah dipesan sebelumnya. Kemudian dalam perkembangannya cetakan atau acuan dan perancah ini memiliki variasi dalam hal harga baik persiapan maupun bahan dengan mempertimbangkan syarat-syarat acuan dan perancah yang harus dipenuhi serta efesiensi dalam hal pemakaian berulang kali.
Bagian –bagian dari Konstruksi Acuan Perancah :
Ø      Acuan
·         Cetakan
·         Skor Pengikat

Ø      Perancah
·         Gelagar
·         Tiang Perancah
·         Pengaku
·         Pasak/Baji














Pada Acuan Perancah II ini akan digunakan beberapa bahan /alat yang lain dengan Acuan Perancah I, yaitu:

·         Kayu
·         Non Kayu
·         Plat Jepit besi
·         Rapid Klem
·         Schafolding
·         Veri System
.
Ø      Acuan Perancah memiliki fungsi yang berbeda :
Acuan berfungsi:         Sebagai bentuk konstruksi yang diinginkan.”
Perancah berfungsi:     Sebagai pembantu memperkuat dan memperkaku bentuk konstruksi.

I.2.  Syarat-syarat dalam acuan perancah
            Pada acuan dan perancah memiliki syarat-syarat yang baik dalam pemasangannya yaitu sebagai berikut :
1.      Cetakan harus kuat
Sebelum beton mencapai umur maka seluruh beban beton muda yang disangga oleh acuan dan perancah termasuk beban pekerja serta peralatan yang dipakai dalam pelaksanaan atau pengerjaannya.
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
-          Beban pelaksanaan yaitu beban vertical, horizontal dan pengaruh kejutan.
-          Berat sendiri acuan dan perancah, berat manusia, berat alat dan berat beton.
-          Tiang-tiang acuan harus diletakkan diata papan-papan kayu yang kokoh agar tidak mudah mengalami penurunan akibat beban yang bekerja dan juga harus mudah distel dengan baji-baji.
-          Tiang tidak mempunyai lebih dari satu sambungan yang tidak disokong kearah samping.

2.      Cetakan harus kaku.
Beban-beban yang bekerja seperti beban vertikal, beban horizontal serta beban-beban yang lain mengakibatkan cetakan goyah atau labil oleh sebab itu perlu pemasangan penahan untuk menanggulanginya.Apabila cetakan Acuan Perancah tidak kuat kita bisa pasang skoor pada tiang perancah ,klem pada pemasangan balok.Pengakuan pada Steel Prop kita gunakan alas papan yang permukaanya rata dan dipakukan agar kuat dan diskoor miring dan skor depan dengan menggunakn dolken.
3.      Cetakan harus bersih
Untuk mendapatkan hasil pengecoran yang baik harus diperhatikan kebersihan cetakan, karena cetakan tidak bersih maka dalam pengecoran kotoran akan masuk kedalam adukan beton, hal ini dapat menurunkan mutu beton.
4.      Mudah dibongkar
Apabila acuan mudah dibongkar, pada saat pembongkaran tidak akan merusak beton yang sudah jadi. Pembongkaran yang baik tidak akan merusak papan acuan sehingga dapat digunakan berkali-kali.

5.      Ekonomis
            Diusahakan acuan dapat digunakan untuk pembuatan bentuk yang lain sehingga dapat menekan biaya yang digunakan.

6.      Cetakan harus rapat
            Kerapatan suatu bekisting sangat mempengaruhi didalam proses pengecoran. Karena apabila bekisting yang kita pakai tidak rapat maka adukan yang kita pakai tadi akan keluar dan akan mengakibatkan mutu beton yang kurang bagus karena pasta semen keluar dari bekisting.

7.      Hasil akhir atau Finishing
            Salah satu keuntungan penggunaan beton sebagai bahan bangunan adalah mudahnya dibentuk sesuai dengan keinginan arsitektural. Dan tentu saja dalam mewujudkan keinginan tersebut pada pekerjaan beton diperlukan suatu pekerjaan pembantu yaitu acuan dan perancah.
            Sesuai dengan porsinya yaitu sebagai bangunan pembantu maka acuan dan perancah hanya bersifat sementara. Namun walaupun bersifat sementara, acuan dan perancah harus kuat, kaku agar jika dibongkar tidak menimbulkan kerusakan pada beton.
Acuan dan perancah yang kurang baik dapat menimbulkan kerugian-kerugian, diantaranya :
-    kadar air semen
-          perubahan dimensi beton yang dibuat
-          perubahan geometrik, dll.

Oleh karena pengerjaan acuan dan perancah ini adalah pengerjaan sekunder/membantu atau hanya untuk sementara maka bahan yang dipergunakan sedapat mungkin dengan harga yang murah dan pembuatannya sangat sederhana tanpa mengabikan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk acuan dan perancah ini..

1.3. Memperkirakan Tekanan yang dikembangkan oleh Beton
Ada 3 tekanan yang mungkin berbeda:
PH atau PV atau Pg
·         PH =24. H kN/m2 [Tekanan Hidrostastik]
·         Pv =(24.E.K+5) kN/m2 [Penyangga Beton] K dari Tabel
·         Pg =(3E +  +15)kN/m2 [Pengaruh silo hanya d<500]
Bila tekanan jatuh Beton lebih dari 2m ,pada waktu menghitung ditambahkan dengan point/nilai 10 kN/m2. Apabila berat untuk beton lembek sangat berbeda dari nila 2400 kN/m2 maka suatu koreksi harus dibuat dengan rumus :  
Ø      Keadaan Khusus:
·         Dengan campuran zat penghambta hanya Ph dan Pg dapat dipertimbangkan.
·         Pada Beton dengan campuran zat Plasticizer hanya Ph dapat dipertimbangkan.
·         Pada Beton dengan kemantapan S> 80 mm (Turun) dan getaran luar hanya Ph dan Pv dapat dipertimbangkan.
·         Pada pengecoran Beton dengan pipa ,dimana ujungnya berda dibeton,maka tekanan hidrostatik sepanjang pipa keseluruhan harus dipertimbangkan.
·         Pengecoran Beton dengan menggunakan pompa,diaman ujung pipa berada didalam Beton ,maka 150% dari tekanan hidrostatik yang ada harus ditambahkan.

Tabel Nilai K
Kemantapan
Suhu Beton 0C
Penurunan dalam mm
15oC
20oC
25
30
35
25 mm
K-C,8
0,60
0,45
0,35
0,30
50 mm
1,10
0,80
0,60
0,45
0,40
75 mm
1,35
1,00
0,75
0,55
0,50
100 mm
1,60
1,15
0,90
0,65
0,60

1.4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Acuan Perancah
Dalam Acuan Perancah perlu tetliti dan hati-hati dalam bekerja,diantaranya:
·         Cetakan harus serapat mungkin .
·         Pada saat pemakuan ,paku tidak boleh tembus dalam cetakan,sehingga kita kita harus tahu berapa tebal papan dan paku mana yang diguanakan.
·         Cetakan harus bersih dari segala kotoran yang dapat mempengaruhi kekuatan mutu Beton.
·         Cetakan harus kuat dan kaku serta harus datar dan tegak.
·         Perhatikanlah Keselamatan Kerja,karena dalam Konstruksi Acuan Perancah sangat berbahaya sehingga kita harus berhati-hati.

I.5. Metode Yang Digunakan Dalam Acuan Perancah
1.      Metode tradisional
Yaitu suatu metode yang masih menggunakan material lokal, sedangkan konstruksinya konvensional. Penggunaan terbatas hanya sampai pada beberapa kali penggunaan untuk bentuk yang rumit akan banyak memakan waktu dan tenaga.
2.      Semi System
Yaitu suatu metode dimana material dan konstruksinya sudah merupakan campuran antara material lokal dan buatan pabrik akan bisa kita pakai terus-menerus, oleh karena itu penggunaan metode ini hanya untuk pekerjaan yang mengalami beberapa kali pembuatan terus-menerus.
3.      Full System
Yaitu suatu metode dimana semua materialnya merupakan buatan pabrik dan konstruksinya tidak lagi konstruksi konvensional. Materialnya bisa digunakan secara terus-menerus dan penggunaannya sangat mudah dan sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatannya. Untuk menginvestasikannya memerlukan banyak pertimbangan karena harga bekisting ini cukup mahal. Sebelum pekerjaan dimulai kita harus menghitung terlebih dahulu beban-beban yang akan diterima oleh bekisting dan sehingga kita tahu jarak tiang-tiang perancah balok-balok yang akan kita pasang.

I.6. Bahan – Bahan Utama Dan Pembantu
a.       Bahan Utama
Didalam pekerjaan acuan dan perancah banyak sekali digunakan kayu lokal, mutu dari kayu-kayu tersebut harus cukup baik. Jika air tersebut berkadar tinggi dan mutu kayu sangat rendah, maka cetakan akan mudah mengalami perubahan bentuk dan akan mudah melengkung sehingga hasil cetakan beton tidak memuaskan.
Berikut ini bahan – bahan utama :
Ø             Kayu yang memiliki kelas IV dan kelas V
1.      Kayu masif
2/20, 3/20 untuk papan
5/7, 4/6, 8/12 untuk balok
2.      Kayu multiflek
122/244 mm dengan tebal 20 mm

Tabel I
Daftar Kelas Kuat Kayu
Satuan
I
II
III
IV
V
Jati/tectona grandis
(kg/cm2)
(kg/cm2)
(kg/cm2)
(kg/cm2)
150
130
40
20
100
85
25
12
75
60
45
8
50
45
10
5
-
-
-
-
130
110
30
15

3.      Kayu bulat/ dolken
Biasanya digunakan untuk tiang-tiang perancah dan ukuran yang biasanya digunakan adalah berdiameter 6 – 10 dengan panjang 4 m.
4.      Besi

b.      Bahan Pembantu
Bahan ini digunakan dengan cara dilaburkan pada permukaan acuan dan perancah dan waktu peleburan adalah setelah acuan selesai dan sebelum penulangan dimulai.
Fungsi dari bahan-bahan ini adalah untuk mempermudah pelepasan atau mengurangi daya lekat antara cetakan dan beton.
Berikut ini bahan-bahan pembantu :
·         Kapur
·         Plastik
      Setiap bahan-bahan pembantu yang digunakan memiliki perbandingan antara bahan pembantu yang satu dengan bahan pembantu yang lain. Bahan pembantu dengan menggunakan air digunakan untuk memulas permukaan beton/ cetakan sebelum beton dituangkan. Biasanya digunakan untuk pekerjaan beton yang masih akan diplester penggunaannya.
Bahan pembantu dengan menggunakan release agent diantaranya ada olie bekas. Adapun kejelekan daripada penggunaan olie bekas ini adalah bahwa olie memiliki sifat untuk mengemulsikan benda yang ditempel sehingga pekerjaan finishing akan sulit untuk dikerjakan.
Bahan pembantu dengan menggunakan kapur dapat mempermudah pelepasan cetakan. Kapur hanya dapat dipergunakan pada permukaan yang sempit, pada pembuatan tiang pancang biasanya distel selebar tiang pancang tersebut.

1.      Kayu
Kayu harus disimpan pada suatu tempat yang tidak terganggu oleh cuaca, iklim. Karena hal ini dapat mempengaruhi sifat dari kayu sehingga mutu kayu menjadi jelek. Tinggi permukaan lantai dengan perm, tanah sebesar 30 cm. Untuk penumpukan layu basah diberi batasan pada tiap lapisnya.
2.      Kayu Gelam / Dolken
Kayu dolken atau gelam biasanya digunakan untuk perancah. Adapun jenis dolken seperti jenis pinus, aksis, kayu laut, kayu jati, dll. Mutu daripada dolken ini harus lebih tinggi daripada kayu / papan dan tahan terhadap cuaca. Jadi  penyimpanan dolken dapat dilakukan di luar ruangan, tetapi dolken ini harus dijaga agar tidak langsung terkena perm tanah.

3.      Multiplek
Penyimpanan multiplek disimpan pada gudang yang memiliki dinding yang dapat menghindari dari pengaruh cuaca. Penyimpanannya dapat dilakukan dalam posisi mendatar atau miring sesuai dengan kondisi.
4.      Besi
Didalam penyimpanan besi, pada saat pertama kali akan dilakukan penyimpanan perlu dilakukan pemberian olie bekas agar besi yang disimpan tidak terserang oleh korosi/ karat. Tempat penyimpanan besi harus diletakkan pada ruangan tertentu dan terlindung dari cuaca yang buruk, baik itu hujan, sinar matahari agar tidak terjadi korosi pada besi.Penyimpanan besi sebaiknya dikelompokkan pada jenis-jenis besi yang sama agar mudah di dalam pencarian kembali dan mudah didalam pemakaian.
5.      Kasau
Pada penyimpan kasau tidak jauh beda dengan penyimpanan papan. Kasau yang sering digunakan adalah kasau jenis kamper, kruig, meranti, borneo, dll.

I.8.  Macam-Macam Sambungan Pada Acuan Dan Perancah
            Untuk membuat suatu acuan dan perancah, kita pasti akan melakukan suatu penyambungan. Adapun macam-macam sambungan pada acuan dan perancah yaitu :
1.      Sambungan antara papan dengan papan
a.       Untuk lantai acuan
Untuk cetakan lantai kita dapat melakukan penyambungan langsung, yaitu papan langsung kita pakukan diatas gelagar, sambungan harus dibuat sedemikian rupa sehingga rangkaian cetakan lantai benar-benar rapat dan tidak bocor. Untuk lantai acuan ini papan-papan kita hubungkan satu dengan yang lainnya diatas gelagar-gelagar yang telah siap dibawahnya dan ujung-ujung papannya dibuat berselang-seling agar lantai acuan akan lebih kuat.

b.      Untuk dinding acuan
      Dinding acuan untuk kolom dan balok dirangkai atau ddengan klem perangkai dipasang melintang arah serat papan dengan jarak antara klem yaitu 40-60 cm, ukuran klemnya kira-kira 10 cm sedang panjangnya disesuaikan dengan lebar papan yang akan dirangkai.
2.      Sambungan antara gelagar dengan tiang
Ø      Untuk konstruksi yang labil biasanya digunakan gelagar dari papan dan tiang yang digunakan cukup dari gelam. Pemasangan gelagarnya cukup dipakukan saja pada tiang tanpa memerlukan penguat seperti klem.

Ø      Untuk konstruksi acuan dan perancah yang memikul beban berat biasanya gelagar yang digunakan adalah balok dan tiang yang digunakan juga dari balok. Pemasangan langsung diatas tiang dan gelagar.

3.      Sambungan antara tiang dengan tiang
Karena ketinggian lantai yang tidak terjangkau oleh panjang tiang atau untuk memanfaatkan potongan-potongan tiang, maka perlu dibuat sambungan. Bentuk tiang ada 2, yaitu : Dolken dan kayu persegi, tetapi penyambungannya sama yaitu memasang klem penyambung di sekeliling bagian tiang yang disambung.
 








            Dalam acuan dan perancah kita tidak hanya sembarang melakukan penyambungan, tetapi kita harus memperhatikan syarat sambungan pada acuan dan perancah seperti :
·         Penempatan sambungan antara satu tiang perancah dan tiang yang lainnya, jangan diletakkan pada satu garis lurus. Apabila sambungan terletak pada satu garis lurus maka apabila terjadi condong, tiang akan bergerak ke arah yang sama dan tidak ada reaksi yang akan saling menguatkan.
·         Usahakan agar sambungan jangan diletakkan persis ditengah-tengah tiang. Karena pada daerah itu terdapat gaya momen maksimum sehingga peluang untuk terjadi penekukan pada tiang sangat besar dan menyebabkan tiang menjadi tidak kuat.
·         Tidak boleh mempunyai lebih dari satu sambungan yang tidak di skor kearah samping.


I.9.   Pembongkaran Acuan Dan Perancah
Dalam pembongkaran harus diperhatikan syarat-syarat berikut :
1.       Syarat konstruktif
a.    Berdasarkan waktu
-          Untuk beton yang menahan momen pembongkaran acuan dan perancahnya dilakukan setelah beton mencapai kekuatan 100 %.
-          Untuk beton yang tidak menahan momen pembongkaran acuan dan perancahnya dilakukan setelah beton memiliki bentuk yang stabil.
Metode-metode yang digunakan dalam pembongkaran acuan dan perancah adalah :
a.    Urutan-urutan pembongkaran acuan dan perancah harus sesuai dengan momen yang telah direncanakan, sehingga momen yang terjadi akibat pembongkaran sana dengan momen yang telah direncanakan.
b.    Pembongkaran acuan dan perancahnya dimulai dari ujung untuk mendapatkan bidang momen yang sama.
c.    Pembongkaran tiang perancahnya harus dimulai dari tengah dan diteruskan di kiri kanannya sampai ke tepi.

2.       Syarat Keamanan
Hal ini sangat penting sekali, jangan sampai dalam bekerja urutan pembongkaran tidak diperhatikan sehingga bagian yang belum terbongkar atau yang sudah terbongkar dapat mencelakai pekerja yang sudah bekerja. Gunakan perlengkapan kerja guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
3.       Syarat Ekonomis
Dalam pembongkaran juga perlu diperhatikan material yang digunakan supaya material bekas bongkaran bisa untuk dipakai lagi, paku yang digunakan dalam pelaksanaan acuan dan perancah, yaitu :
a.    Bentuk paku yang digunakan ialah paku yang bertampang bulat. Hal ini dapat mempermudah dalam pembongkaran.
b.    Panjang paku yang dipakai harus sesuai dengan tebal sambungan yang dibuat atau maksimal sepanjang tebal sambungan. Paku yang terlalu panjang jangan dilakukan pembengkokan, karena hal ini akan mempersulit didalam melakukan pembongkaran.
c.    Kekuatan paku bertampang bulat terdapat dalam daftar yang berlaku untuk tebal kayu yang akan disambung.
d.   Jarak minimum pemakuan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
-          Dalam arah gaya : 12 . d untuk tepi kayu yang dibebani
        5 . d untuk tepi yang tidak dibebani
       10 . d untuk jarak antar paku
-          Dalam arah tegak lurus arah gaya : 5. d untuk jarak sampai tepi kayu
         5 .d untuk jarak barisan kayu
Ø      Cara pemakuan  pada pekerjaan acuan dan perancahan, yaitu :
·         Pemakuan minimal dilakukan sebanyak 2 buah paku.
·         Supaya sambungan tidak pecah maka pemakuan dilakukan secara zig zag.
·         Jarak pemakuan telah ditentukan berdasarkan PPKI.
·         Jika paku bebannya searah dengan paku agar kuat pakunya dimiringkan sebesar 70o.

I.10.  Perencanaan Atau Desain Acuan Dan Perancah
            Dalam merencanakan suatu beton untuk suatu bangunan, maka kita harus memperhitungkan beban-beban yang bekerja pada bangunan tersebut, baik itu beban vertikal (cetakan kolom, cetakan dinding, dinding balok) maupun beban horizontal (dasar lantai, dasar balok dan lain-lain).
1.      Beban pada acuan dan perancah
Pertimbangan pertama pada bentuk beton adalah beton yang disangga, yang terdiri dari :
a.       Berat beton
b.      Beban konstruksi yang ditinggal
      Biasanya beban mati dari acuan dan perancah itu kecil jika dibandingkan dengan berat beton, maka beban mati dapat diab0aikan. Beban konstruksi yang ditinggal, yang terdiri atas pekerja, kerangka beton dan beban lainnya yang sementara sangat berbeda sesuai dengan kondisinya.
2.      Tekanan pada acuan
Adapun bentuk-bentuk tekanan yang dapat terjadi pada acuan dan perancah adalah:

a.                                        b.                                                   c.








Macam-macam dari acuan dan perancah :

1.      Cetakan pondasi                    
2.      Cetakan dinding luar                                     
3.      Cetakan dinding dalam
4.      Satu sisi cetakan yang dikakukan
5.      Cetakan jendela dan pintu
6.      Cetakan kolom
7.      Cetakan balok
8.      Cetakan silo
9.      Cetakan lantai
10.  Dinding cahaya, cerobong udara
11.  Cetakan bondes
12.  Cetakan sisi
13.  Cetakan bawah
14.  otak pemisah
15.  Cetakan dasar

I.11.  Pekerjaan Bagian Bawah Untuk Acuan Dan Perancah
            Komponen penyangga dapat berbentuk satu tiang, tiang ganda atau rangka satu pipa baja. Penyangga satu tiang dapat dibangun pada tempat pekerjaan atau dapat diperoleh dari banyak perusahaan atas dasar sewa atau beli.
            Penyangga tiang tunggal dipergunakan untuk ukuran dan jenis apa saja. Penyangga tersebut dapat berupa batang pohon kecil atau balok kayu biasanya untuk acuan dan perancah plat kecil, dan dapat juga penyangga berbentuk sebuah batang pohon besar untuk mendirikan bagian bawah sebuah jembatan. Penyangga tiang tunggal buatan mempunyai sejenis dongkrak atau ulir dongkrak yang terbuat didalamnya untuk menyetel panjang yang dikehendaki.
Detail penopang atau penyangga :
·                Semua penopang harus ditempatkan diatas sebuah landasan (kayu lapis atau papan)
·                Papan harus cukup besar agar dapat membagi beban hidup
·                Papan harus diletakkan diatas tanah yang kuat, apabila mungkin tempatkan papan itu pada pasir untuk mengalasi tanah yang tidak rata
·                Penopang tidak boleh ditempatkan pada bata atau potongan balok

A.    Alas kerja atau landasan dengan menggunakan steger
Tiang penyangga jenis ini mudah untuk disetel panjangnya dan diberi alat pantek positif. Dongkrak yang menjadi bagian dari tiang perancah itu amat mudah dibaea dari suatu tiang penyangga atau perancah ketiang perancah lainnya dan konstruksinya baik. Tiang penyangga dapat diikat pada balok kerangka dengan dipakukan pada landasan penahan alas, yang dibuat menurut berbagai panjang dan kemampuan menahan beban.
Tiang penyangga jenis ini desetel menurut perkiraan panjangnya dengan menepatkan suatu pen ke salah satu lubang pada pipa atas tiang perancah itu, dengan memutar suatu skrup pengatur titik tiang penyangga dapat disetel sampai panjang yang ditentukan. Penyangga baja harus diperiksa terhadap karat yang berlebihan, pengelasan yang pecah dan kerusakan lainnya.

B.     Alas kerja atau landasan dengan menggunakan baja atau steel proof
Balok kerangka besi menahan beban terpusat yang sangat besar, maka oleh karena itu balok tersebut harus ditempatkan pada alas tanah yang cocok. Menetapkan tempat dan meletakkan alas yang diperlukan serta memberikan tanda untuk tempat kerangkanya. Dasarnya harus diratakan dan diluruskan, sehingga kerangka tambahan yang ditempatkan diatas dasr tadi akan level dan kuat. Pada waktu pekerjaan pembangunan menara berlangsung, maka menara harus diikat dengan pengikat yang cukup agar penyangga menjadi kokoh dan kaku.



























BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.            Papan Duga
1.      Definisi
Papan duga adalah sebuah papan yang digunakan sebagai pedoman sementara dari As bangunan elevasi bangunan, agar letak bangunan sesuai dengan rencana.
Bentuk dari bowplank adalah sebuah papan yang dipasang pada dua buah batang dolken yang ditancapkan dan letak papan duga harus datar dan rata. Pada papan duga dipasang paku yang digunakan sebagai As bangunan.
2.      Penempatan Papan Duga
Seperti pada pekerjaan bangunan, papan duga diletakkan pada sudut-sudut bangunan dengan jarak 2 – 5 meter dari bangunan terluar. Hal ini dilakukan agar papan duga tersebut tidak terganggu pada saat pelaksanaan penggalian pondasi.
3.      Prinsip – Prinsip Dalam Pekerjaan Papan Duga
a.       Wujud
Wujud dari papan duga adalah harus kuat dan datar, karena papan duga ini tidak boleh berubah selama bangunan dimulai.
b.      Elevasi Pada Papan Duga
Ketinggian papan duga dari lantai ( 0.00 ) itu biasanya dibuat  0.25 di atas lantai. Ketinggian papan duga arah memanjang dan arah melebar bisa juga dibuat melebar dan bisa juga memanjang. Ketinggian maksimal dari papan duga yang masih mungkin dilakukan adalah 0.60 dari lantai.
c.       Pemasangan Tiang Papan Duga
Pemasangan tiang ini tidak boleh diabaikan, karena faktor tiang ini sangat berpengaruh terhadap posisi papan duga. Kita harus melihat kondisi tanah yang akan dijadikan tempat pemasangan papan duga. Apabila kondisi tanah keras, maka ujung kayu dolken harus dibuat runcing agar mudah masuk. Apabila kondisi tanah terlalu lembut maka perlu diadakan pemadatan agar kayu dolken tidak mengalami perubahan karena lembutnya permukaan. Diharapkan kemungkinan penurunan tiang selama penanaman akan semakin kecil.
d.      Pemasangan Papan Duga Pada Tiang
Setelah tiang-tiang terpasang pada permukaan tanah , kita harus yakinkan bahwa tiang dalam kondisi kokoh. Maka kita pakukan papan pada tiang tadi dan kita levelkan kedatarannya dengan menggunakan waterpass. Setelah itu kita pasang papan duga pada titik yang berbeda dan kita ambil kelevelannya pada titik yang pertama.
4.      Pembuatan Sudut Siku Di Lapangan
Pembuatan sudut siku di lapangan dapat kita lakukan dengan menggunakan siku-siku besar yang terbuat dari besi atau dengan menggunakan dalil phytagoras.
5.      Pemberian Tanda
Pemberian tanda pada pekerjaan stake out dapat dilakukan dengan bantuan tali dan dipasang pada As dan batas pondasi yang akan dilakukan penggalian.
6.      Pengontrolan elevasi / ketinggian
Setelah semua papan duga terpasang maka kita dapat melakukan pengecekan elevasi ketinggian dengan menggunakan selang air pada setiap sudut bangunan yang telah dipasang papan duga.

2.2.       Acuan Kolom
a.       Fungsi Dan Bentuk Kolom
Fungsi dari kolom adalah untuk meneruskan beban yang berada di atasnya dan meneruskannya ke pondasi.
Bentuk penampangan kolom
·         Bujur sangkar           
·         Empat persegi panjang                                 a
·         Lingkaran
·         Segi banyak                               b
·         Dll

      Syarat-syarat kolom yang benar :
·         Tegak tidak miring
·         Posisi kolom harus benar
 Konstruksi dari pada acuan ini bermacam bentuk dan ukurannya. Disesuaikan dengan beban yang berada di atasnya dan dari segi estetika.
b.      Bagian – Bagian Dari Acuan Kolom
1.      Papan Acuan
Papan acuan dapat terbuat dari multiplek atau papan acuan. Apabila menggunakan papan, maka sebaiknya penyambungan dapat dilakukan dalam arah melebar atau memanjang sesuai dengan lebar kolom yang kita kehendaki. Jika menggunakan plywood, maka penyambungan dengan arah melebar tidak diperlukan.
2.      Klem – Klem Perangkai
Penyambungan papan denganarah melebar dapat dilakukan dengan menggunakan klem dari sisa-sisa potongan kayu yang masih cukup panjangnya dengan lebar papan yang akan disambung. Sedangkan jarak klem-klem perangkai tergantung dari besarnya penampang kolom yang akan dibuat.
3.      Papan Penjepit Dinding
Papan ini dipasang sesuai dengan jarak klem yang dibuat. Papan terpasang satu dengan yang lainnya pada tiang yang telah dipasang. Fungsi papan penjepit adalah agar papan cetakan tidak pecah ketika beton di cor dan dipasang dengan jarak 40 – 65 cm.
4.      Penyetelan Acuan Kolom
Apabila semua sudah siap, maka semua bahan acuan disiapkan di tempat yang akan dipasang cetakan. Pertama-tama dinding yang telah dirangkai satu sama lain dipakukan pada ketiga sisinya dan apabila terjadi menggunakan tulangan, maka tulangan dipasang dan kerangka acuan dirangkai. Penyetelan dinding kolom agar tegak lurus, maka digunakan unting-unting. Agar titik acuan tidak mudah goyang, maka dipasang pengaku agar posisi cetakan benar-benar berada pada posisi yang telah ditentukan.

2.3.         Acuan Balok Dan Lantai
1.      Acuan Balok
Balok adalah salah satu elemen konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menyalurkan beban lantai atau tembok ke kolom.
Bagian – bagian dari acuan balok :
a.     Tiang Penyangga
Pada tiang penyangga atau perancah digunakan kayu dolken. Untuk pemasangan tiang ini ada dua jenis yaitu satu tiang perancah dan diletakkan di tengah-tengah, namun apabila dua buah tiang penyangga maka penempatannya pada bagian-bagian tepi cetakan.
Jarak antara tiang-tiang tersebut sekitar 40 – 60 cm.
b.    Dudukan Tiang
Dudukan tiang dapat diletakkan di dua tempat yaitu di tanah dan di lantai.
§         Di tanah
Dudukan perancah di tanah harus diberi landasan papan agar didapat tekanan yang kecil. Sehingga kemungkinan tiang turun akan diperkecil. Apabila tanahnya lembek bisa kita atasi dengan memperluas landasan, sedangkan untuk menggeserkan tiang kita perlu baji.
§           Di lantai
            Meletakkan tiang pada lantai hampir sama dengan pada tanah, tetapi apabila tiangnya terletak pada lantai dua maka perancah pada tiang sebelumnya juga dibongkar dahulu sebab beban yang diterima di lantai dua melebihi kemampuannya.
c.    Penyekuran Tiang Perancah
            Agar tiang-tiang dapat berdiri tegak dan kaku diperlukan adanya pengaku kontrol atau diagonal yang dipasang dalam arah sumbu x dan sumbu y.
            Pada sumbu x antara tiang dengan tiang dipasang pengaku diagonal yang dipasang saling bersilangan sedangkan pada sumbu y dipasang dari tiang ke tiang kedalam tanah yang telah diberi pasak. Hal ini diperlukan terutama pada konstruksi acuan dengan tiang tunggal.

d.   Penyetelan Acuan Dan Perancah
-       Pengukuran sesuai dengan rencana
-       Pemasangan perancah tiang, dudukan skoor
-       Pemasangan gelagar
-       Pemasangan lantai yang dipakukan pada gelagar
-       Pemasangan dinding cetakan dan memasang klem penjepit disamping bawah dan dipasang pengaku setelah ukurannya benar.
2.      Acuan Lantai
            Yang perlu diperhatikan ketinggian dari lantai itu sendiri disamping cetakan konstruksi yang harus kuat dan kokoh.
            Bagian-bagian yang penting dari plat lantai :
a.       Tiang acuan dan pengaku
            Tiang acuan dipasang di atas papan landasan yang berada di atas tanah. Pemasangan tiang ini bersamaan dengan sebagian papan pengaku yang berfungsi sebagai perangkai-perangkai tiang itu sendiri dan sisanya dipasang setelah gelagar.
b.      Gelagar
            Gelagar-gelagar yang dipasang pada tiang bagian atas sesuai dengan ketinggian yang dibutuhkan. Pemasangan dimulai dengan gelagar – gelagar bagian tepi dan kemudian bagian tengah. Bagian atas gelagar ini kita hubungkan dengan dua atau tiga benang yang fungsinya untuk pedoman ketinggian dari gelagar-gelagar bagian tengah. Jika papam gelagar sudah dipasang, maka papan pengaku dipasang semuanya.
c.       Lantai cetakan
            Lantai cetakan dipasang di atas tiang gelagar. Apabila pada pekerjaan ini menggunakan papan, maka sisi papan harus diketam terlebih dahulu. Untuk pekerjaan beton yang tidak memerlukan finishing biasanya lantai cetakan memakai plywood lebih licin dari pada permukaan papan.

2.4.     Acuan Tangga
            Setiap  pembuatan bangunan bertingkat, Acuan tangga sangat diperlukan.Tangga-Tangga ini bisa dibuat dari konstruksi kayu, baja, beton, Dll.Adapun bentuk tangga yang sering digunakan pada konstruksi bangunan seperti : tangga spiral, tangga lurus, tangga dengan bordes, tangga poros dan lain-lain. Fungsi dari Cetakan tangga adalah untuk menghubungkan lalu lintas dari lantai ke lantai lain.
Hal – hal yang perlu diperhatikan :
Ø      Perencanaan tangga
Ø      Macam bentuk Optride
Ø      Pembuatan cetakan tangga

1.      Perencanaan Tangga
Sebelum merencanakan acuan tanggan yang harus diperhatikan adalah ketinggian dari tangga, yaitu jarak tinggi dari lantai satu ke lantai lain diatasnya. Adapun syarat-syarat lain agar suatu tangga bias ideal :
·         Keniringan maksimal 45° atau dengan perbandingan :
-       2 Optrade + 1 Antride = 1 langkah
-       1 langkah = 58 cm s/d 64 cm (panjang 1 langkah)
·         Tinggi Optrade untuk bangunan rumah tinggal maksimum 20 cm, sedang bangunan umum 17 cm.
·         Antride minimum 25 cm
·         Lebar tangga untuk rumah tinggal 80-120 cm dan untuk banguna umum minimum 20 cm.
Adapun macam-macam bentuk Tride :
Untuk memenuhi syarat arsitektur dari tangga, bias dibuat bermacam-macam variasi,
baikvariasi pada bentuk tangga, pagar tangga (balustrade), tride dll.

2.      Pembautan cetakan tangga
Setelah Perencanaan tangga selesai, tentunya pembuatan cetakan segera dikerjakan.
Tahap-tahap pembuatan cetakan tangga Ialah sebagai berikut :
·         Pemasangan tiang-tiamg
·         Penimbangan Gelagar
·         Pemasangan Lantai
·         Pemasangan dinding cetakan beserta penggambaran tridenya
·         Pemasangan papan-papan pencetak Optride.


3.      Pemasangan tiang-tiang
Sebelum pemasangan tiang dikerjakan harus diukur dahulu dari tiang yang dibutuhkan, dengan cara menarik benang dari lantai atas ke lantai bawah sepanjang bentang tangga yang telah direncanakan.Kemudian letakan tiang-tiang pada tempat yang telah diukur tetapi ukurannya dikurangi sedikit dengan maksud agar lebih memudahkan penimbangan Gelagar.
4.      Penimbangan Gelagar
Jika pemasangan tiang telah selesai, lanjutkan dengan pemasangan dan penimbangan Gelagar.penimbangan gelagar hampir sama dengan penimbangan gelagar untuk cetakan lantai, hanya benang pedoman tidak horizontal, tetapi sesuai dengan kemiringan tangga.
5.      Pemasangan dinding tride dan pemasangan papan pencetak Optrade
Jika tepi lantai sudah sesuai dengan lebar tangga, baru dinding cetakan dipasang pada tepe lantai cetakan. Berdiri vertical lalu ditopang bagian atasnya dengan tiang sedangkan bagian bawahnya ditahan oleh papan penguat.
Pemasangan papan pencetak optrade harus diperkuat oleh klos yang dipakukan pada dinding cetakan.pada bagian tengah papan ini diberi paku dengan sebilah kayu yang kita pasang miring dari atas ke bawah.











BAB III
BAHAN DAN ALAT

3.1. Bahan
Pada Acuan Perancah II ada sedikit perbedaan dengan Acuan Perancah I pada bahan yang digunakan.Bahan-bahan yang digunakan pada Acuan Perancah II ini antara lain:
1.      Kayu
2.      Plywood
3.      Baja Tulangan
4.      Kawat Beton
5.      Paku
6.      Tali/Benang
1.      Kayu
Kayu merupakan bahan utama dalam suatu konstruksi bangunan,begitu juga dalam Acuan Perancah II ini kayu sangat diperlukan kegunaanya.Dalam Acuan Perancah ini akan digunakan balok kayu yang berukuran 8 X 12 cm dan papan yang difungsikan sebagai penguat atau skoor dan klem.



                                            12 cm


                        8 cm
2.      Plywood
Pada Acuan Perancah II tidak hanya bahan yang dari alam saja yang digunakan tetapi juga digunakan bahan buatan,yaitu playwood yang merupakan salah satu bahan utama dalam Acuan Perancah II ini.Dalam Acuan Perancah ini,akan digunakan Multiplex sebagai bahannya ,yang digunakan untuk cetakan.
Digunakan Multiplex sebagai cetakan karena permukaan dari multiplex yang telah rata  dan halus sehingga tidak perlu diketam lagi.Keunggulan dari cetakan dengan multiplex anatara lain:
·         Hasil beton akan lebih baik dari pada cetakan papan
·         Permukaannya telah rata dan halus sehingga tidak perlu untuk diketam
·         Ukuran multiplex telah memenuhi standard (1,22 m X 2,44 m)
·         Mulitplex tidak mengalami perubahan bentuk mulitiplex sendiri,sedangkan papan mengalami perubahan akibat dari factor alam dan manusia sseperti melentingnya suatu papan yang mempengaruhi kekuatan suatu beton
3.      Baja Tulangan
Baja selain digunakan dalm pembuatan beton,pada Acuan Perancah II ini baja tulangan digunakan sebagai alat penjepit pada pembuatan Kolom atau Balok dengan Rapid Klem.
4.      Kawat Beton
Kawat Beton merupakan bahan pembantu dalam Acuan Perancah II ini,kawat beton digunakan sebagai pengikat antara Steel Prop dengan skoor (Karena Skoor tidak dipakukan pada Steel Prop).
5.      Paku
Paku merupakan salah satu bahan utama dalam Acuan Perancah.Paku memiliki fungsi sebagai penguat dan alat penyambung.Pada saat pemakuan perlu diperhatikan tebal kayu dengan dimensi paku,yang mana tebal kayu dan panjang paku harus sesuai.
3. 2. Alat
Peralatan dalam Acuan Perancah II ini hampir sama dengan Acuan Perancah I,hanya ada beberapa alat yang berbeda atau belum digunakan dalam Acuan Perancah I.
Peralatan yang digunakan dalam Acuan Perancah II,antara lain:
Ø      Peralatan Umum 
1.      Pensil/Kapur   
Pensil/kapur digunakan sebagai bahan penanda atau batasan.
2.      Rol Meter/Meteran
Rol Meter/Meteran digunakan sebagi alat ukur.
3.      Unting-Unting
Unting-Unting digunakan sebagai penyemimbangan konstruksi dan pengatur kelurusan suatu konstruksi.
4.      WaterPass
WaterPass digunakan sebagai pengatur kedataran.
5.      Siku
Siku digunakan sebagai penturs kesikuan.
6.      Gergaji Tangan
Gergaji tangan digunakan sebagai pemotong kayu yang digunakan secara manual.
7.      CircularHandSaw (Gergaji Mesin)
SecularHandSaw memiliki fungsi hampir sama dengan gergaji tangan hanya perbedaannya terletak dari cara menggunakan ,kecepatan dan kekuatannya dalam memotong berbagai jenis kayu.

8.      Mesin Ketam
Digunakan agar cetakan lebih halus.
9.      Palu Cakar
Palu Cakar digunakan untuk memukul dan menarik paku yang tertancap.
10.  Tali / Benang
Tali/Benang digunakan sebagi pelurus  atau pengatur jarak atau batas daerah yang akan diguanakan sebagai area bekerja atau tempat akan dibuatnya suatu Acuan Perancah.
11.  Linggis
Linggis memiliki fungsi yang tidak terlalu banyak tetapi pada saat pembongkaran linggis digunakan untuk membongkar kolom atau balok yang susah dibongkar dengan palu.
12.  Rol Kabel
Rol kabel meiliki fungsi sebagi perantara jika menggunakan peratalan yang menggunkan arus listrik.
13.  Pemotong tulangan
14.  Pemotong Tulangan berfungsi untuk memotong tulangan.


Ø      Peralatan Khusus dalam Acuan Perancah II
Peralatan Khusus merupakan peralatan yang tidak pernah digunakan dalam Acuan Perancah I,antara lain:
1.      Rapid Klem
Rapid Klem merupkan alat penjepit dengan memsaukkan tulangan besi untuk penjepitnya dan dikunci hingga sesuatu yang akan diikat itu tidak bergerak lagi atau kuat.Rapid Klem diikat dengan perantara kunci rapid klem yang diputar hingga kencang.

2.      Plat Besi
Plat Besi juga memiliki fungsi hamper sma dengan rapid klem ,akan tetapi plat besi lebih simple dari rapid klem karena plat besi hanya ditaruh dan kunci dengan plat besi yang berbentuk segitiga pada tiap lubang yang sesuai.

3.      Steel Prop
Steel Prop memiliki fungsi yang sma dengan dolken pada Acuan Perancah I,akan tetapi steel prop biasanya digunakan pada gedung yang tinggi.Steel Prop memiliki tinggi yang dapat diatur.
Ø      Kelebihan Steel Prop dari dolken ,antara lain:
·         Steel Prop lebih simple dari dolken
·         Steel Prop memiliki bentuk yang sama sehingga mempermudah dlam penegakannya dan pengaturan kedatarannya
·         Ketinggian Steel dapat diatur sesuai dengan yang dinginkan sedangkan Dolken jika tinggnya kurang harus disambung.
4.      Schaffoelding
Schaffoelding merupakan alat perancah yang terbuat dari baja .Alat Perancah ini digunakan untuk konstruksi besar dan ini dapat digunakan terus sampai alat perancah ini rusak.Alat Perancah ini dapat disambung–sambung sesuai dengan kegunaannya.Alat Perancah ini selain sebagai alat perancah juga memiliki fungsi lain yaitu sebagai tempat orang berkerja yang dialasnya dapat dipasang roda.
Ø      Schaffoelding ada 2 macam sesuai dengan tinggi standarnya:
·         Schaffoelding Besar
Schaefolding merupakan alat perancah yang memiliki tinggi standard 6170 cm.
·         Schaffoelding kecil
Extra Folding merupakan tambahan scahefolding yang memiliki tinggi 690 cm

Tampak Samping



                                                                   Tampak Depan
5.      Pipa Penyambung Schaffoelding
Pipa Penyambung ini digunakan jika kita ingin menyambung dengan schaffoelding yang lainnya.
6.      Extra Foelding
extra Foelding adalah suatu alat tambah dalam Schaffoelding yang berfungsi sebagai alas dan tempat balok sesuai dengan bentuknya.

Ø      Peralatan Keselamatan Kerja
·         Helm Kerja
Helm kerja sangat perlu digunakan dalam Acua Perancah ,karena Kerja Acuan Perancah sangat berbahaya dan tinggi dan bahay yang berada dibawahnya jika terjadi hal yang tidak dinginkan.Sehingga Helm Kerja merupakan pelindung bagi kepala kita.



BAB IV
URAIAN KERJA
Tanggal : 19 November 2010
4.I.    JOB I                            : Membuat Cetakan Kolom Dengan Rapid Klam dan Plat Klam
4.1.                     1. Tujuan                   : Pada akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat
·   Membuat acuan dan cetakan kolom segi empat
·   Menyetel cetakan kolom menjadi vertical
·   Meluruskan kedudukan cetakan kololm yang satu dengan cetakan yang lainnya
      4.1.2.  Instruksi Umum   : 
·   Ikuti petunjuk instruktur
·   Persiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang dibutuhkan
·   Perhatikan keselamatan kerja dan kekompakkan dalam tim kerja
·   Gunakan waktu seefektif mungkin
 4.1. 3. Bahan-bahan       :
·   Papan terentang          : 2/20 x 400 cm
·   Balok                           : 8/12 x 400 cm
·   Paku ukuran                : 1 ½’ ; 2’ ; 2 1/2’ ; 3’
·   Dolken                        : Ø 6 – Ø 10 cm
·   Klam                           : 30 cm ; 40 cm
·   Rapid klam
.1. 4. Alat – alat               :

·   Pensil
·    Martil
·   Siku    
·   Palu cakar
·   Benang                                   
·    Kapak
·   Unting-unting
           
·   Linggis
·   Selang plastik             
·    Water pass
·   Roll meter                  
·   Gergaji

4.1.                     5. Keselamatan kerja            :
·   Tempatkan alat-alat kerja pada tempatnya (tool box)
·   Pakailah pakaian kerja lengkap dengan sepatu safety dan helm kerja
·   Konsentrasi pada waktu kerja
·   Tempatkan bahan-bahan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu selama pekerjaan berlangsung 
      4.1. 6  Langkah kerja                  :
1.      Persiapkanlah bahan dan peralatan yang diperlukan didekat tempat kerja.
2.      Buatlah jarak atau buatlah papan duga sebagai batas tempat bekerja sesuai dengan uk balok dan ditambah tebal multiplex 2 cm.
Buatlah jarak untuk pembuatan batas jarak yang kana digunakan untuk batas penegakan Kolom.
3.      Buatlah cetakan kolom dan klem dengan jarak dari tepi 22 cm dan tengah 50 cm dari titik AS dengan kolom  uk.40 X 30 cm :
·         Cetakan Kolom Uk.44 cm 2 buah
·         Cetakan Kolom Uk.30 cm 2 buah
4.      Setelah rangkaian cetakan dipasang klem ,rakitlah cetakan tersebut sehingga membentuk empat persegi panjang dengan uk.30 X 40 X 244 cm.
5.      Setelah dirakit tegakkanlah cetakan kolom tersebut sesuai dengan tempatnya.
6.      Setelah kolom tegak ditempatnya,periksalah ketegakkannya dengan Unting-Unting.
7.      Untuk memperkuat sementara agar kolom tidak bergerak pasanglah skoor dengan memperhatikan Unting-Unting.
8.      Selanjutnya setelah kolom berdiri tegak ,pasanglah balok vertical pada kolom dan harus segaris jika tampak dari jauh.
9.      Agar Balok vertical tersebut kuat ,sebaiknya kita pasang skoor diantara keduanya.
10.  Selanjutnya,setelah kita pasang balok vertical,pasanglah balok penjepit,pasanglah dua balok penjepit pada sisi dihdapannya dengan jalankedua balok tersebut dirangkai dengan rapid klem dan dikunci kuat dengan pengunci rapid klem.Baru setelah itu memasang kedua sisi yang lainnya dengan langkah sama..
11.  Jarak balok penjepit yang pertama 15-25 cm dan jarak setelahnya diambil jarak 80 cm dari garis tengah(AS).
12.  Pada saat kita pasang tiap balok penjepit ,balok penjepit harus rata permukaanya dan periksakanlah dengan waterpass.
13.  Setelah kita telah memasang balok rapid klem seperti gambar,periksanlah pekerjaan kita pada instruktur.
14.  karena pekerjaan penggunaan rapid klam dan plat klam secara bersamaan maka pemasangan rapid klam dan plat klam di lakukan secara bersamaan yaitu 2 kolom memakai plat klam dan 1 kolom rapid klam seperti gambar
















15.  Setelah itu,rapikanlah bahan dan peralatan dan simpan pada tempatnya.
4.1. 7.   Catatan                                 :
·         Usahakannlah didalam merangakai papan cetakan harus serapat mungkin
·         Untuk klam perangkai pada papan cetakan pada bagian sisi lebar ukuran klamditambah 1.5-2 cm dari tepi papan, dan pada bagian sisi panjang dikursngi 0.5-1 cm dari tepi papan
·         Pemakuan tidak bileh tembus
·         Tiang-tiang harus kuat, kokoh menahan getaran beton, berat beton dan beban manusia
·         Perhatikan kedudukan dan ketegakkan kolom, tidak boleh berubah
Tanggal :20 November 2010
4.3  .        JOB II                     : Membuat Cetakan Balok Untuk Lantai
4.3.1.      Tujuan                    :
·         Membuat cetakan dan acuan untuk balok
·         Membuat cetakan balok dengan menggunakan Rapid Klamp
·         Menyetel cetakan balok diatas kolom dengan benar
4.3.2.      Instruksi Umum     :
·         Ikuti petunjuk instruktur
·         Persiapkan alat-alat yang dan bahan-bahan yang dibutuhkan seefisiensi mungkin
·         Perhatikan keselamatan kerja dan kekompakan dalam bekerja
·         Gunakan waktu seefektif mungkin
4.3.3.      Bahan-bahan          :
·         Papan               : 2/20 x 400 cm
·         Paku                : 1’, 1 ½’ , 2’ , 2 ½’ , 3’
·         Multiplek         : 2 cm
4.3.4.      Keselamatan Kerja            :
·         Tempatkan alat-alat kerja pada tempatnya (tool box)
·         Pakailah pakaian kerja lengkap dengan sepatu safety dan helm kerja
·         Konsentrasi pada waktu kerja
·         Tempatkan bahan-bahan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu selama pekerjaan berlangsung 
4.3.5.      Langkah Kerja      :
1.      Persiapkanlah bahan dan peralatan yang digunakan.
2.      Buatlah Cetakan balok dengan rapat ,siku dan kuat.











Denah Lokasi Pemasangan Balok

3.      Setelah cetakan balok dibuat sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan,taruhlah 4pasang Steel Prop dengan jarak 100-120 cm dari AS,dan tinggi 230 cm.
4.      Setelah selesai ,tegakkanlah Steel Prop tersebut yang beralaskan papan dan agar kuat pasanglah skoor papan pada tiap steel prop dan ikatlah dengan kawat beton dan pakukanlah Steel Prop pada alas papan agar kuat dan tegak.
5.      Setelah Steel Prop tersebut tegak ,perhatikanlah kedataranya dengan WaterPass.
6.      Setelah Steel Prop datar,pasanglah balok penyangga 8/12 X 400 cm diatas Steel Prop dan pakukanlah dan ikatlah balok penyangga tersebut pada Steel Prop agar balok tersebut tidak jatuh dan agar balok tersebut kuat.
7.      Selanjutnya ,pasanglah gelagar atau balok pendukung 8/12 X150 cm dengan jarak dari tepi tiap kolom 25 cm dan setelahnya 60 cm dan perhatikanlah kedataranya dengan Water Pass.
8.      Setelah gelagar atau balok pendukung dipasang,taruhlah cetakan balok diatasnya.
9.      Setelah cetakan balok dipasang pasanglah klem dan skoor penguat cetakan balok.
10.  Setelah balok selesai dipasang dan dipasang dengan klem dasar serta skoor miring dan perhatikanlah ketegakan cetakan balok dengan WaterPass.
11.  Setelah selesai ,periksakanlah cetakan tersebut pada Instruktur.
12.  Selanjutnya,rapikanlah bahan serta peralatan yang dipakai dan taruh pada tempatnya.
4.3.6.      Catatan                  :
·         Cetakan harus kuat dan serapat mungkin.
·         Steel Prop harus kuat dan dapat berdiri sendiri dengan kuat.
·         Pengikatan kawat beton anatara balok penyangga dan Steel Prop harus kuat.
·         Steel Prop harus sejajar terlihat dari seperti garis lurus.
·         Pergunakan helm untuk perlindungan kepala karena pemasangan cetakan balok sangat berbahaya.
·         Steel Prop harus tegak dan datar.



















Tampak samping Acuan Balok


Tanggal :22 November 2010
4.4.  JOB III                          : Membuat Cetakan Lantai
4.4.1.      Tujuan                    : Pada akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat:
·         Membuat cetakan lantai dengan benar.
·         Meperhitungkan kekuatan terhadap lantai.
·         Mepergunakan bahan dan perlata dengan baik dan benar.

4.4.2.      Instruksi umum    :
·         Perhatikan Keselamatan Kerja
·         Pahamilah Instruktur menerangkan dan bertanyalah jika kurang mengerti.
·         Pahamilah cara menghitung kebutuhan bahan dan lata yang digunakan
·         Gunakanlah waktu seefektif mungkin.
4.4.3.      Bahan                    :
·         Multiplex  : 2cm
·         Balok    : 8/12 X 400 cm
·         Papan    : 2/20 X 400 cm
·         Paku  :1 ½’ ; 2’;2 1/2’;3’
·         Kawat Beton  : &1mm

4.4.4.      Peralatan               :

Ø      Pensil
Ø      Siku
Ø      Rol Meter
Ø      Unting-Unting
Ø      WaterPass
Ø      Palu Cakar
Ø      Gergaji Tangan
Ø      Circular Hand Saw
Ø      Schaefolding uk.170 cm dan uk.90 cm
Ø      Extra Folding
Ø      Penyambung Schaefolding
Ø      Kakak Tua
Ø      Rol Kabel
Ø      Helm



4.4.5.      Keselamatan Kerja           :
·         Tempatkan alat-alat kerja pada tempatnya (tool box)
·         Pakailah pakaian kerja lengkap dengan sepatu safety dan helm kerja
·         Konsentrasi pada waktu kerja
·         Tempatkan bahan-bahan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu selama pekerjaan berlangsung 
4.4.6.      Langkah Kerja                 :
1.      Persiapkanlah bahan dan alat yang akan digunakan.
2.      Taruhlah Schefolding 170 cm ditengah dengan jarak kanankiri 50 cm.
3.      Pasanglah Extra folding Alas di Schaefolding dan pasanglah penyambung Schaefolding dan pasanglah juga shcaefolding 90 cm dan taruhlah juga Extra Folding terbuka,sebaiknya Schaefolding dialasi papan yang rata .
4.      Aturlah ketinggian Schaefolding sampai dengan ketinggian 298 cm,yaitu:
Tinggi = Papan Alas+T.Schaefolding I+Schaefolding II+Balok penyangga+Gelagar+Extrafolding[atur sampai sesuai dengan ukurannya]

 


Jadi Tingginya yaitu:
·         [2 + 170 + 90 + 12 +12 + 7(Extrafolding Bawah)+7(Extrafolding)]=300 cm(Sisa 14 cm dibagi ½ sehingga 7 cm untuk atas dan 7cm untuk bawah)

5.      Setelah telah dipasang Schaefolding ,taruhlah Balok penyangga 8/12 300 cm di extra folding atas ,pakukan dan ikat dengan kawat beton agar kuat.
6.      Setelah Balok penyangga dipasang taruhlah gelagar dengan jarak 50-60 cm,dan kedataranya dilihat dengan WaterPass.
7.      Setelah dipsang dan pakukan semuanya taruhlah papan multiplex uk.2.44 X1.22 m dengan tebal 2 cm diatas a gelagar dan harus rapat dengan ½ dari tebal tep balok 30 cm.
8.      Setelah selesai ,periksanlah pekerjaan pada Instruktur.

9.      Selanjutnya,rapikanlah bahan dan peralatan yang digunakan dan simpan pada tempat semula.
4.4.7.      Catatan                  :
·         Pengikatan balok penyangga harus kuat.
·         Gelagar harus dengan kaedah WaterPass.
·         Pada saat penyambungan antara lanta dan balok cetakan lanta rapat dengan cetakan balok ½ dari tebal papan balok 30 cm agar pada saat pembongkaran lebih mudah













Tanggal 25 November 2010
4.5.  JOB IV                                     :  Membuat Cetakan Dinding
4.5.1.      Tujuan                               : Pada akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat
·         Membuat cetakan dinding dengan rapid klem dengan baik dan benar.
·         Memperhitungkan kebutuhan bahan dan peralatan yang digunakan dalm pembuatan cetakan dinding dengan rapid klem.
·         Menggunakan peralatn dengan baik dan benar.

4.5.2.      Instruksi Umum                :
·   Perhatikanlah Keselamatan Kerja
·   Perhatikanlah Instruktur menerangkan cara pembuatan cetakan dinding dengan rapid klem.
·   Persiapknlah bahan dan peralatan yang dibutuhkan.
·         Gunakanlah waktu seefektif mungkin.
4.5.3.      Bahan                                :
·         Multiplex :2cm [1.22x2.44M]
·         Papan : 2/20 X 400 cm
·         Balok  : 8/12 X 400 cm
·         Tulangan  : &10mm
·         Paku
·         Benang
4.5.4.      Peralatan                           :

·         Pensil/Kapur
·         Rol Meter
·         Siku
·         Unting-Unting
·         WaterPass
·         Palu Cakar
·         Gergaji Tangan
·         Circular Hand Saw
·         Rapid Klem dan Pengunci
·         Rol Kabel
·         Pemotong Tulangan
·         Helm


4.5.5.      Keselamatan Kerja           :
·         Tempatkan alat-alat kerja pada tempatnya (tool box)
·         Pakailah pakaian kerja lengkap dengan sepatu safety dan helm kerja
·         Konsentrasi pada waktu kerja
·         Tempatkan bahan-bahan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu selama pekerjaan berlangsung 

4.5.6.      Langkah Kerja                 :
1.      Persiapkanlah bahan dan peralatan yang akan digunakan.
2.      Buatlah Papan Duga dengan lebar dinding 27 cm:
3.      Setelah papan duga dibuat,pasanglah tiang vertical rapat dengan benang dengan jarak masing-masing 60 cm dari AS dan di skoor horizontal dan miring.
4.      Periksakanlah ketegakanya dengan dengan WaterPass dan pasanglah skoor tiap Balok vertical.











5.      Setelah kita pasang balok vertical,pasanglah cetakan dinding dengan tinggi 122 cm + 122 cm sehingga tinggi total dari dinding tersebut 244 cm.
6.      Pakukanlah Cetakan tersebut pada balok vertical dengan kuat.
7.      Cetakan memiliki panjang 488 cm(2xpanjang multiplex).
8.      Usahakan cetakan tersebut datar dan tegak dengan melihat kaedah Unting-Unting dan WaterPass.
9.      Usahakan cetakan harus siku denga kaedah siku.
10.  Pada saat pemasangan kayu 1cm ,sebaiknya didaerah untuk pemasangan tulangan kayunya dipisah dengan jarak 62cm.
11.  Usahakan kayu 1cm yang digunakan harus rata dan lurus.
12.  Setelah ,cetakan dinding terpasangan,jepitlahlah dengan rapid klem.
13.  Sebelum memasang balok 8/12 sebagai penjepitnya ,buatlah jarak dengan memasang klem dan WaterPasskanlah klem tersebut serta setelah itu taruhlah balok 8/12 tersebut dan jepitlah dengan kuat dengan Rapid Klem.
14.  terdapat dua kemungkinan pemasangan rapid klam
-       jika besi nya mau di ambil kembali maka di dalam cetakan di beri pipa paralon
-       jika maka pipa paralon tidak di pasang, karena setelah pengecoran besi nya bisa dipatahkan atau di potong
15.  Setelah dinding dibagian bawah dipasang Rapid Klem lakukan dengan cara yang sama untuk Rapid Klem bagian Atas.










16.  Setelah dinding semuanya dipasang Rapid Klem,periksalah ketegakannya dan kedataranya dengan WaterPass dan Unting-Unting.
17.  Periksakanlah pekerjaan pada Instruktur.
18.  Setelah selesai ,rapikanlah bahan dan perlatannya yang digunakan dan simpan pada tempat semula.

4.5.7.      Catatan                              :
·         Kedudukan balok-balok vertkal harus kuat dan kaku.
·         Usahakan balok penjepit rata dan penjepitan dengan rapid klem harus kuat dan rapi sehingga tidak mengurangi lebar didning.
·         Pada saat pemakuan cetakan dinding,paku jangan dipukul habis ,jika dipukul habis, pembongkaran akan susah dibongkar.
·         Perhatikanlah keselamatan kerja,gunakanlah helm saat bekerja.











































Tanggal 27 November 2010
4.6.  JOB V                            : Membuat Cetakan Tangga ¼ Lingkaran
4.6.1.      Tujuan                    :
·         Merencakan tangga yang ideal
·         Membuat cetakan dan acuan tangga dengan bentuk ¼ lingaran
·         Menentukan jumlah, panjang dan lebar optride dan antride
4.6.2.      Instruktur Umum   :
·         Didalam pembuatan cetakan dan acuan tangga, kita harus mengetahui bentuk tngga yang ideal
·         Ikuti petunjuk istruktur
·         Persiapkan alat-alat dan bhahan-bahan yang dibutuhkan
·         Perhatikan keselamatan kerja dan kekompakkan dalm bekerja
·         Gunakan waktu seefektif mungkin
4.6.3.      Bahan-bahan        :
·         Papan terentang          : 2/25 x 400 cm
·         Multiplek                     : 18 mm
·         Balok                           : 8/12 x 400 cm
·         Paku ukuran                : 1’, 1 ½’ , 2’ , 2 ½’ , 3’
·         Papan borneo               : 3/20 x 400 cm
4.6.4.      Peralatan                :

·         Pensil
·         Siku-siku
·         Benang
·         Unting-unting
·         Waterpass
·         Slang plastic
·         Roll meter
·         Gergaji
·         Palu cakar
·         Gergaji mesin
·         Jangka/ kompas

4.6.5.      Keselamatan kerja :
·         Tempatkanlah alat-alat pada tempatnya (toolbox)
·         Pakailah pakaian kerja lengkap dengan sepatu kerja dan helm
·         Tempatkanlah bahan-bahan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu berlangsungnya pekerjaan
4.6.6.      Langkah kerja       :
1.      Pelajari gambar kerja dan kalkulasikan kebutuhan bahan-bahannya
2.      Rencanakan jumlah antride dan optride
3.      Rencanakan pada optride keberapa tangga tangga tersebut mulai membentuk lingkaran
4.      Persiapkan peralatan dan bahan – bahan yang dibutuhkan
5.      Dirikan dinding cetakan sebelah dalam sesuai dengan  gambar dan langkah kerjanya, sesuai dengan cara pembuatan cetakan dinding
6.      Gambar pada kedua dinding cetakan kedudukan daripada tangga tsb sesuai dengan yang kita rencakan
7.      Pada gambar cetakan untuk lantai kita turunkan setebal papan-papan cetakan
8.      Potong papan-papan borneo sesuai dengan gambar tsb dan masing-masing kita pakukan pada papan cetakan hingga selesai
9.      Potongan papan-papan borneo harus kita sokong hingga kedudukannya benar-benar kuat dan kokoh
10.  Pasang papan-papan cetakan lantai yang telah kita belah pada kedudukan papan borneo tsb sampai selesai
11.  Pada papan-papan cetakan lantai tsb ditengah-tengah antara lebar papan cegtakan kita buatkan penyokong /pengaku
12.  Pasang papan-papan optride pada dinding yang telah kita gambar
13.  Pada masing-masing papan optride ditengah-ytengahnya kita pasang penyokong
14.  Kontrol semua hasil pekerjaan sesuai dengan gambar kerja dan ketentuan lainnya
15.   Kedudukan dari cetakan dan acuan tangga tsb harus benar-benar kuat, kokoh dan kaku
16.  Bersihkan lokasi pekerjaan dan tempatkan alat-alat pada tempatnya
17.  Laporkan pada instruktur bahwa pekerjaan telah selesai dan siap diperiksa
4.6.7.      Catatan                  :
·      Kedudukan dari balok-balok pengeklam vertical dan penyokong pada cetakan lantai tangga harus benar-benar kokoh, kuat dan kaku.
·      Perhatikan betul-betul langkah kerjanya
·      Sambungan cetakan papan-papan pada lantai harus benar-benar rapat, rapid an baik
·      Pada semua hasil pekerjaan harus kaku, kuat dan kokoh






BAB V
PENUTUP

5.1.            Kesimpulan
Acuan dan perancah merupakan pekerjaan yang sifatnya sementara, untuk itu dalam pelaksanaan memasang acuan dan perancah kita harus memperhatikan bagaimana untuk membukanya. Selain itu, acuan dan perancah merupakan pekerjaan yang sangat dominant dalam setiap konstruksi, baik dominant dalam penggunaan waktu, alat, dan estetika konstruksi, aleh karena itu lah dalam pengerjaan acuan dan perancah harus berdasarkan prosedur.

5.2.            Saran
Dalam pelaksanaan sering dijumpai permasalahan-permasalahan di lapangan dan permasalahan tersebut harus kita sesuaikan demi keselamatan pengerjaan acuan dan perancah tersebut. Oleh karena itu penulis memberikan beberapa saran untuk permasalahan-permasalahn tersbut ;
1.    Mempergunakan waktu seefektif dan  seefesien mungkin.
2.    Mengutamakan keselamatan kerja dan memperjatikan K3( kesehatan dan keselamatan kerja)
3.    Mengikuti petunjuk dan prosedur pelaksanaan kerja.
4.    Menempatkan peralatan-peralatan pada tempat yang aman.
5.    Berkonsentrasi pada pekerjaan dan tidak melakukan hal-hal yang tidak berguna dalam praktek.
6.    Mengambil inisiatif jika menemukan permasalahan yang tidak ada dalam petunjuk praktek.
7.    Pada saat pembongkaran acuan dan perancah hendaknya jangan sembarangan, lakukanlah sesuai dengan prosedur yang ada.
8.    Menempatkan bahan-bahan pembongkaran dengan rapid an mengembalikan pada tempatnya semula







Lampiran
1.      Jenis jenis alat
Gambar 1. Steel proof


Gambar 2. Baji ( Pengunci Plat Klamp)


Gambar 3. Plat Klamp


2.      Alat dan penempatannya
Gambar 4. Plat klamp pada kolom


Gambar 5. Steel Proof

Gambar 6. Scaffolding

5 komentar:

  1. makasih banyak ya,, saya sangat terbantu dengan materi ini untuk kegiatan PPL II di SMK....

    BalasHapus
  2. Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
    Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.

    Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

    BalasHapus
  3. Terima kasih untuk infonya yang sangat membantu.
    Maaf kalau boleh tanya, saya dengar scaffolding di tiap negara ada ciri khas masing-masing, seperti contohnya di Jepang saya dengar ada scaffolding BI-KE (http://www.daisan-g.co.jp/blog/?id=164) yang dipakai di sana. Apakah fungsinya berbeda dengan yang di Indonesia?
    Terima kasih sebelumnya.

    BalasHapus
  4. Di bogor ada Kontraktor bekisting, CV. HUTAMA LOGAM JAYA, alamatnya

    Jl. Perjuangan no.7 Bojong nangka, Gunung Putri.(persis sebelah Kolam Renang Katoomba Green Park Gunung Putri)

    Alat nya lumayan lengkap, Scaffolding, Ringlock, PCH, Angkur, Column Waller, Steel Waller, Catwalk, Stair, Pipa, Hollow Double, Pipa Double, Suri Suri, Gelagar, Double UNP, Jack Base, U-Head, Tie Rod, Base Plate, Wing Nut, Fixed Clamp, Swivel Clamp, baji, Wedge, WHP, Monas, Angkur, Sabuk Kolom, Ashiba, tembereng, bodeman dan lain-lain.

    Termasuk paling murah harga sewa alat CV. HUTAMA LOGAM JAYA

    saya masih simpen kontaknya : 0895-0345-8224 (wa.me/6289503458224)
    alamat email : marketing.hutamalogam@gmail.com
    https://cv-hutama-logam-jaya.business.site/

    https://goo.gl/maps/mfrx3MeNJHy

    semoga komentar saya bermanfaat untuk mandor, pemborong maupun kontraktor sipil

    BalasHapus